Senin, 21 April 2008

Pengasuhan anak



Bab ini dan juga bab sebelumnya telah dibahas bagaimana orangtua dapat meningkatkan kompetensi anak melalui praktek-praktek seperti : membangun hubungan pertemanan dan kerjasama anatara orangtua dan anak, memberi contoh/teladan kepada anak, mendisiplinkan anak disertai dengan penjelasan (mengapa perlu aturan pendisiplinan), dan memberikan semangat kepada anak untuk mencoba sesuatu yang baru. Berikut ini akan dibahas bagaimana praktik-praktik tersebut membentuk pengasuhan anak yang efektif.

Gaya Pengasuhan Anak
Gaya pengasuhan anak merupakan kombinasi dari perilaku pengasuhan yang muncul dari berbagai macam situasi. Dalam sebuah pengamatan berseri, Diana Baumrind menemukan 3 gaya pengasuhan dan membuat peringkat dari yang paling efektif sampai yang kurang efektif: 1) Penerimaan dan keterlibatan, 2) pengendalian, 3) pemberian otonomi (Baumrid, 1971; Gray & Steinberg, 1999; Hart, Newell, & Olsen, 2003). Tabel 1.1 menunjukkan perbedaan masing-masing gaya pengasuhan anak.

· Gaya Pengasuhan Otoritatif. Gaya ini merupakan gaya pengasuhan yang paling efektif dan berhasil. Melalui gaya ini, orangtua melibatkan diri dan menerima anak secara penuh, menggunakan teknik-teknik pendisiplinan yang fleksibel dan adaptif, serta pemberian otonomi kepada anak secara tepat (yaitu mempersilakan anak untuk belajar membuat keputusan untuk dirinya sendiri). Orang tua yang otoritatif biasanya hangat, penuh perhatian dan sensitive terhadap kebutuhan anak. Orangtua juga sangat menikmati hubungan kedekatan emosionalnya dengan anak (Kuczynski & Lollis, 2002; Russell, Mize, & Bissaker, 2004).
Gaya otoritatif terhadap kompetensi, sikap dan perilaku anak dimasa kanak-kanak dan remaja juga sangat efektif. Di masa kanak-kanak dan remaja sifat-sifat yang muncul biasanya positif, seperti: periang, pengendalian diri yang tinggi, teguh dalam pendirian, kooperatif, percaya diri, dewasa secara moral dan social, dan berprestasi tinggi di sekolah (Amato & Fowler, 2002; Aunola, Stattin, & Nurmi, 2000; Luster & McAdoo, 1996; Mackey, Arnold, & Pratt, 2001; Steinberg, Darling, & Fletcher, 1995).
Gambar, 1.1. Ayah dalam gambar ini menggunakan gaya otoritatif. Dia membiarkan anaknya memilih dan mengepas bajunya sendiri untuk dipakai jalan-jalan bersma keluarga. Sang ayah memberikan otonomi kepada si anak dan membiarkan anak mengekspresikan pikiran dan pendapatnya


§ Gaya Pengasuhan Otoritarian. Adalah gaya pengasuhan yang kental dengan ciri: tidak adanya penerimaan dan keterlibatan secara penuh antara orangtua dan anak, pengawasan dan pengendalian yang dilakukan bersifat memaksa dan pemberian hak otonomi kepada anak yang rendah. Orangtua yang otoritarian biasanya bersikap dingin dan memusuhi. Mereka memaksakan perintah atau kehendak dengan berteriak, mengancam. Anak dipaksa untuk melakukan kehendak orangtua tanpa syarat (tidak boleh membantah, dan apabila anak menolak mereka akan dihukum.
Anak yang dibesarkan dengan cara otoritarian biasanya memiliki sifat murung, penakut, tidak percaya diri dan cenderung bertindak kasar apabila frustasi. Anak laki-laki biasanya menunjukkan tingkat kemarahan yang tinggi, sedangkan anak perempuan akan memiliki sifat ketergantungan yang tinggi (Hart, Newell, & Olsen, 2003; Nix et.al., 1999; Thompson, Hollis, & Richarrds, 2003).
Dalam mengendalikan dan mengawasi anak-anaknya, orangtua yang otoritarian menggunakan teknik kontrol yang tidak kelihatan/halus, yaitu kontrol atau pengendalian secara psikologis. Misalnya; meremehkan pendapat anak, membenci atau memusuhi anak ketika anak melawan. Orangtua otoritarian biasanya juga memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap anak yang dikendalikan secara psikologis biasanya akan memiliki sifat, penakut, pembangkang, dan agresif (Barber & Harmon, 2002; Silk et al., 2003).

§ Gaya Pengasuhan Toleran. Orangtua yang toleran biasanya hangat dan memiliki penerimaan penuh terhadap anak, tetapi terlalu baik dan cenderung tidak perhatian. Pengawasan terhadap anak sangat sedikit, dan mereka memberikan kebebasan kepada anak untuk membuat keputusan apapun meskipun anak belum siap melakukannya. Misalnya: anak diperbolehkan makan atau tidur kapan saja (tanpa ada pengaturan waktu yang jelas), atau mereka dapat nonton TV sepuas-puasnya. Anak-anak dengan orangtua yang toleran tidak mendapat pendidikan mengenai norma/aturan yang baik. Beberapa orangtua percaya bahwa metode ini efektif, namun banyak diantara para orangtua yang meragukan metode ini.
Anak dengan orangtua yang toleran memiliki sifat-sifat sebagai berikut: pembangkang, pemberontak, memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap orang dewasa, dan tidak tekun dalam mengerjakan tugas. Ciri-ciri ini biasanya akan lebih menonjol pada anak laki-laki (Barber & Olsen, 1997; Baumrind, 1991, 1997).

§ Gaya Pengasuhan Acuh/tidak Peduli. Orangtua tidak memiliki penerimaan dan keterlibatan yang penuh terhadap anak. Kondisi ini biasanya terjadi karena orangtua mengalami stress dan depresi sehingga tidak lagi memiliki waktu untuk mengasuh anak-anaknya. Dalam istilah yang paling ekstrim orangtua “mengabaikan’ anak-anaknya. Jika anak-anak sudah diabaikan sejak masa kecil maka di kemudian hari mereka akan terganggu secara emosional, social, cara berpikir, dll (Lihat Bab 8 hal.187 dalam buku laura berk 2007). Lebih lanjut, meskipun tingkat pengabaian orang tua masih rendah, namun anak-anak biasanya akan menunjukkan sifat seperti: tidak bisa mengendalikan diri, tidak berprestasi di sekolah dan memiliki perilaku antisocial (Aunola, Stattin, & Nurmi, 2000; Kurdek & Fine, 1994).

Mengapa Gaya Otoritatif Efektif?
Hubungan antara gaya pengasuhan dengan perkembangan anak masih dapat diperdebatkan secara terbuka. Namun demikian, nampaknya gaya otoritatif merupakan gaya pengasuhan yang paling efektif, karena anak memiliki sifat-sifat positif seperti patuh dan kooperatif. (Hart, Newell, & Olson, 2003; Olson et al., 2000; Rubin, Burgess, & Coplan, 2002). Nampaknya gaya otoritarian secara emosional mampu membawa pengaruh positif pengasuhan kepada anak dalam beberapa aspek berikut:
, Hangat, orangtua yang memiliki keterlibatan dan penerimaan penuh terhadap anak dan dengan standar-standar yang dibuat, orangtua dapat diandalkan oleh anak, memberikan model atau contoh kepada anak tentang perilaku atau sifat percaya diri, dan pengendalian diri.
, Anak-anak cenderung untuk mematuhi hal-hal yang sifatnya adil, masuk akal dan tidak membingungkan (konsisten).
, Orangtua yang otoritatif memberikan kepada anak untuk membuat keputusan, hal ini mendorong dan mengembangkan nilai-nilai percaya diri, cara berpikir dan kedewasaan social pada anak.
, Aspek-aspek yang supportif dalam gaya otoritatif membantu anak untuk tetap stabil dari pengaruh negative kondisi keluarga seperti kemiskinan dan stress (Beyers et.al., 2003).
Dalam perkembangannya hubungan antara gaya pengasuhan dengan perkembangan anak menunjukkan arah yang berlawanan (Kuczynski, 2003).

Tabel 1.1. Karakteristik/Ciri Gaya Pengasuhan Anak
Gaya Pengasuhan Anak
Penerimaan dan Keterlibatan
Pengendalian/Pengawasan
Pemberian Otonomi
Otoritatif
Hangat, cepat tanggap, pengertian dan sensitive terhadap kebutuhan anak
Tuntutan kepada anak untuk bersikap dewasa dijelaskan secara konsisten sehingga mudah dipahami anak
Mengijinkan anak untuk membuat keputusan pada saat anak-anak merasa siap
Otoritarian
Dingin, memusuhi, seringkali tidak menghargai/merendahkan anak
Tuntutan seringkali dipaksakan, menggunakan hukuman. Seringkali menggunakan kontrol psikologis seperti: tidak lagi menyayangi anak dan merusak kemandirian anak
Orangtua adalah pembuat keputusan untuk anaknya. Jarang sekali mendengarkan pendapat anak
Toleran
Hangat namun memberikan perhatian terlalu berlebihan
Sedikit atau bahkan tidak ada tuntutan untuk bersikap dewasa
Mengijinkan anak membuat keputusan apa saja, meskipun anak belum siap melakukannya
Acuh/Tidak Peduli
Tidak memiliki hubungan emosional dengan anak
Sedikit atau bahkan tidak ada tuntutan untuk bersikap dewasa
Tidak peduli apakah anak siap atau tidak dalam membuat keputusan

Variasi Budaya
Meskipun gaya otoritatif dianggap paling efektif dalam membantu perkembangan emosional dan perilaku anak, namun perbedaan budaya dan etnis memiliki keyakinannya masing-masing didalam gaya pengasuhan anak, seperti beberapa contoh berikut ini.
Dibandingkan dengan orangtua di Negara Barat, orangtua Cina memiliki gaya pengasuhan terkendali (Chao, 1994; Wu et al., 2002). Mereka mengajar dengan petunjuk yang jelas, memberikan jadwal/pengaturan waktu bagi anak-anak, mendorong anak untuk dapat mengendalikan diri serta mendorong anak untuk berprestasi. Orangtua di Cina tidak begitu hangat terhadap anak-anaknya karena mereka menganggap terlalu banyak memuji anak, menyebabkan anak cepat puas dan tidak termotivasi (Chen et al., 2001). Namun demikian sebuah studi menemukan bahwa para ayah di Cina, meskipun berkarakteristik tegas, memiliki tingkat kehangantan yang sama dengan para ayah di kalangan kulit putih Amerika (Jose et al., 2000; Schwalb et al., 2004). Pada saat orang tua Cina menunjukkan sikap memaksakan kehendak, kontrol berlebihan terhadap anak, anak akan menunjukkan gejala emosi negative yang sama dengan anak-anak di Negara Barat seperti: penakut, depresi dan agresif (Nelson et al., 2005; yang et al., 2003).
Pada keluarga Hispanik dan Kepulauan Asia Pasifik, otoritas orangtua sangat dijunjung tinggi, terutama para ayah. Sehingga ayah biasanya lebih hangat dan sensitive, serta menghabiskan waktu lebih banyak bersama anak-anak (Cabrera & Garcia-Coll, 2004; Jambunathan, Burts, & Pierce, 2000).
Pada keluarga SES rendah kaum African-American, gaya pengasuhan cenderung tegas. Orangtua menginginkan anak supaya menurut, menuntut anak-anak dapat mengendalikan diri, mengawasi dengan ketat anak-anak pada lingkungan yang berisiko. Namun demikian anak-anak kulit hitam Amerika menunjukkan tingkat kompetensi dan kognisi yang tinggi (Brody & Flor, 1998). Perlu diingat pada pembahasan sebelumnya bahwa hukuman fisik pada anak kulit hitam di Amerika memiliki korelasi dengan rendahnya perilaku anti social dikalangan remaja kulit hitam dan kondisi sebaliknya pada remaja kulit putih (lihat halaman 268). Hal ini terjadi karena orangtua African-American memberikan hukuman fisik yang disertai dengan kehangatan (Bluestone & TAmis-Le Monda, 1999).
Adanya variasi budaya mengingatkan kita untuk melihat bahwa gaya pengasuhan anak harus dilihat dalam konteks yang lebih luas.
Dalam topik kekerasan pada anak (maltreatment) diskusi akan lebih ditekankan bahwa pengasuhan anak yang efektif akan bertahan tidak hanya dipengaruhi oleh niat baik kedua orangtua untuk menjadi orangtua yang baik. Tetapi juga harus ada dukungan dari anak, untuk menjadi anak yang baik. Jika dukungan terutama orangtua hilang, maka anak (dan juga orangtua) akan menderita.

Kekerasan pada Anak
Kekerasan pada anak merupakan sejarah lama, namun baru akhir-akhir ini diketahui dan diteliti penyebabnya. Kekerasan pada anak pada umumnya terjadi di Negara-negara industry besar. Akhir-akhir ini dilaporkan 906.000 anak-anak Amerika (12 dari 1000) dan 136.000 anak-anak di kanada (10 dari 1000) adalah korban kekerasan (Hovdestad et al., 2005; US Department of Health and Human Services, 2005c). namun demikian banyak kasus yang belum dilaporkan, sehingga ada kemungkinan angka tersebut menjadi lebih tinggi.
Kekerasan pada anak meliputi bentuk seperti:
N Kekerasan Fisik: seperti menendang, menggigit, mendorong, dll yang mengakibatkan luka fisik
N Kekerasan seksual: meraba, sanggama, eksploitasi komersial melalui prostitusi dan pornografi
N Penelantaran: menelantarkan anak dengan tidak menyediakan makanan yang cukup, pakaian, dan kesehatan
N Kekerasa emosional: tindakan yang mengakibatkan gangguan mental maupun perilaku seperti: isolasi, pemaksaan kehendak yang berulang-ulang, mentertawakan, menghina, intimidasi dan terror.
Orangtua melakukan 80% kekerasan, sedangkan sanak saudara dan kerabat lain melakukan 7% kekerasan terhadap anak. Dalam hal ini yang termasuk dalam kerabat misalnya: pasangan/pacar dari orangtua, pegawai sekolah (guru), pengasuh perkemahan dan orang dewasa lainnya. Para ibu melakukan penelantaran lebih sering dibandingkan para ayah, sementara para ayah melakukan kekerasan seksual lebih sering dibandingkan para ibu. Bayi dan batita berisiko tinggi terhadap kekerasan penelantaran, sedangkan balita dan usia sekolah (dasar) berisiko terhadap kekerasan fisik, emosional dan seksual (Trocome & Wolfe, 2002; US Department of Health and Human Services, 2005c). Korban kekerasan seksual biasanya adalah anak usia pertengahan sekolah, dan akan dibahas secara detil di Bab 10.

Asal-Usul Kekerasan Pada Anak
Pada awalnya ditemukan bahwa kekerasan pada anak berakar dari kondisi psikologis orang dewasa (orangtua) yang terganggu (Kempe et.al, 1962). Namun demikian tidak ada sebuah sifat yang murni abusive/kasar pada diri seseorang. Belum tentu orangtua yang masa kanak-kanaknya mengalami kekerasan kemudian menjadi keras, malahan banyak orangtua yang masa kecilnya normal tetapi kejam terhadap anak-anaknya (Buchanan, 1996; Simons et al, 1991).
Untuk membantu memahami kekerasan pada anak, para peneliti menggunakan teori system ekologikal (lihat Bab 1 dan Bab 2). Mereka menemukan bahwa variable-variabel lain seperti keluarga, lingkungan dan budaya juga berperan dalam kekerasan pada anak (lihat Tabel 1.2.). Mari kita simak pengaruh masing-masing variabel.
Keluarga. Dalam keluarga, anak yang memerlukan perhatian ekstra seperti, anak premature, overaktif, tidak bisa berkonsentrasi, cacat mental dan lain-lain biasanya berisiko tinggi menjadi korban kekerasan (Sidebotham et al., 2003).
Tabel 1.2. Faktor-Faktor Pemicu Kekerasan pada Anak
Faktor-Faktor
Keterangan
Karakteristik Orangtua
Gangguan Psikologis: mabuk dan alcohol, pernah menjadi korban kekerasan semasa anak-anak, keyakinan akan efektifitas hukuman fisik, anak sebagai pemuas nafsu, usia muda (dibawah 30 tahun), pendidikan rendah
Karakteristik Anak
Prematur atau bayi yang sakit parah, temperamen yang sulit, tidak focus atau over aktif, cacat mental, dll
Karakteristik Keluarga
Penghasilan rendah, tidak memiliki rumah, kondisi perkawinan yang rapuh, isolasi social, kekerasan fisik oleh suami, sering berpindah rumah, keluarga besar dengan rumah kecil, kondisi lingkungan yang tidak tenang, rumah berantakan, tidak memiliki pekerjaan tetap, stress
Komunitas/Lingkungan
Banyak kejahatan dan isolasi social, jumlah taman kota, tempat penitipan anak, tempat rekreasi, TK atau gereja yang sedikit
Budaya
Mengijinkan kekuatan fisik sebagai cara memecahkan masalah

Sumber: Cicchetti & Toth, 2000; Wekerle & Wolfe, 2003
Orangtua pelaku kekerasan biasanya tidak memiliki keahlian yang cukup didalam mendisiplinkan anak. Mereka juga memiliki penilaian yang salah dan bias terhadap arti kenakalan, sehingga seringkali mereka mengartikan kenakalan yang kecil seolah-olah adalah kejahatan fatal. Kondisi ini seringkali berakhir dengan hukuman fisik (Bugental & Happaney, 2004; Haskett et al., 2003).
Sekali kekerasan dilakukan, maka biasanya akan berkembang kedalam suatu bentuk hubungan orangtua-anak dalam jangka panjang. Kesalahan kecil seperti bayi yang rewel, balita yang menumpahkan susu- akan menjadi kesalahan besar. Kekerasan kemudian muncul dan semakin meningkat. Komunikasi yang terjadi dan berkembang antara anak dan orangtua biasanya juga negative (Wolfe, 1999).
Hampir semua orangtua memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri untuk tidak melakukan tindak kekerasan terhadap anak. Factor lain seperti stress yang tidak dapat dikendalikan menyebabkan orangtua cenderung menjadi abusive, dan tingkat emosi menjadi tinggi. Factor lain pemicu kekerasan lain adalah penghasilan rendah, pengangguran, pernikahan dini, penggunaan alcohol dan obat-obatan, konflik perkawinan, lingkungan yang tidak tenang, sering berpindah rumah, dan rumah yang berantakan (Wekerle & Wolfe, 2003).

Lingkungan. Orangtua pelaku kekerasan terhadap anak biasanya akan disingkirkan/dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Namun demikian ada juga orangtua yang sengaja mengucilkan diri, karena berdasarkan pengalaman masa kanak-kanaknya mengakibatkan mereka mudah curiga dengan orang asing. Orangtua semacam ini biasanya juga sulit membina hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Lingkungan yang sangat bising dan tidak teratur atau lingkungan yang jauh dari tempat-tempat berkumpulnya komunitas (gereja, taman, tempat penitipan anak, dsb) biasanya dipilih oleh orangtua yang abusive (Coulton, Korbin, & Su, 1999).

Budaya. Nilai-nilai budaya, hukum dan kebiasaan seringkali juga menjadi pemicu tindak kekerasan terhadap anak. Budaya yang mengijinkan kekerasan fisik sebagai jalan keluar pemecahan masalah menjadi pemicu utama tindak kekerasan pada anak. Meskipun undang-undang kekerasan terhadap anak sudah dibuat, seperti misalnya di Amerika dan Kanada, namun tindak kekerasan masih juga terjadi.
Pengadilan Tinggi Amerika telah dua kali menyetujui adanya hukuman fisik yang dilakukan oleh staff sekolah (guru) kepada anak-anak. Sementara itu di Kode Etik Kriminal di Kanada mengijinkan hukuman fisik sepanjang itu masih masuk akal dan pada situasi yang mendesak. Kode etik diatas menunjukkan kepada kita bahwa definisi kekerasan anak ataupun hukuman fisik masih membingungkan, sehingga memebrikan kesempatan kepada orangtua yang abusive untuk melakukan kekerasan terhadap anak. (Justice for Children and Youth, 2003). Hampir semua negara industry, kecuali Amerika dan Kanada saat ini telah melarang sekolah melakukan hukuman fisik (Center for Effective Discipline, 2005).

Konsekuensi (Efek Samping) Kekerasan Terhadap Anak
Lingkungan keluarga dengan praktek-praktek kekerasan terhadap anak, akan merusak perkembangan anak dalam hal : pengendalian diri dan emosi, kemampuan ber-empati dan simpati, kemampuan atas konsep diri, kemampuan bersosialisasi dan peningkatan prestasi akademik. Anak-anak korban kekerasan mengalami kesulitan belajar, beradaptasi, dan tindak kriminal (Shonk & Cicchetti, 2001; Wolfe et al., 2001).
Bagaimana ini bisa terjadi? Ingat kembali diskusi sebelumnya mengenai siklus kekerasan pada interaksi orangtua-anak. Kekerasan terhadap pasangan juga memiliki korelasi yang tinggi dengan kekerasan terhadap anak (Cox, Kotch, & Everson, 2003). Singkatnya rumah dimana anak korban kekerasan tinggal menjadi tempat yang tepat bagi anak untuk belajar menggunakan kekerasan sebagai alat pemecahan masalah.
Selain kekerasan fisik, kekerasan emosional seperti tindakan orangtua yang sering menghina, mentertawakan, mengancam, terror, dsb juga berakibat pada rasa percaya diri yang rendah, ketakutan, tindakan menyalahkan diri, depresi, dan usaha untuk lari dari luka emosional, dan yang paling parah adalah berakhir dengan bunuh diri (Wolfe, 1999). Di sekolah anak korban kekerasan emosional akan bermasalah dalamdisiplin. Mereka juga pasif, tidak termotivasi, dan tidak pandai, sehingga berakibat pada ketidaksuksesan hidup dimasa depan (Wekerle & Wolfe, 2003).
Pada akhirnya trauma atas tindak kekerasan berulang akan merusak system syaraf termasuk didalamnya hasil tidak normal atas EEG, hasil MRI juga menunjukkan ukuran otak yang semakin mengecil dan merusak fungsi otak dan memicu produksi hormone stress (Ciccetti, 2003; Kaufman & Charney, 2001).

Mencegah Kekerasan pada Anak
Mengingat kekerasan pada dapat saja terjadi dan dipicu mulai dari level keluarga, komunitas sosial dan lingkungan, maka pencegahan kekerasanpun harus dilakukan pada semua level tersebut.

Selasa, 18 Maret 2008

Hewan

Informasi Penting
Sebagian besar anak-anak melakukan kegiatan tersendiri pada setiap makhluk hidup, terutama kepada binatang-binatang. Keingin tahuan tidak bisa dipisahkan dari dari anak-anak, hal ini adalah motivasi untuk menghasilkan minat dan kegembiraan ketika anak-anak menjelajah dan mempelajari dunia hewan.
Sangat perlu bagi anak-anak untuk menyadari atau mengetahui pentingnya hewan dalam keseimbangan hidup secara alami. Cara terbaik untuk menyampaikan hal ini melalui pengalaman-pengalaman langsung tentang hewan-hewan secara luas, karena banyak makhluk hidup yang sudah punah tidak bisa diketahui oleh anak-anak kecuali jika mereka tidak melihat atau berhubungan langsung dengan contoh-contoh hewan tersebut secara langsung dengan hewan. Walaupun beberapa anak-anak ada yang memiliki binatang peliharaan di dalam rumah mereka, tetapi banyak juga orang yang tidak punya. Itu Mereka tergantung pada sekolah untuk mengembangkan pemahaman dan sikap-sikap mereka tentang makhluk hidup.
Anak-anak dapat meniru sikap binatang-binatang yang mereka ketahui dari keluarga mereka. Sikap ini bisa baik atau buruk. Anak-anak yang mempunyai rasa takut atau tidak menyukai binatang-binatang tertentu akan sering kali tidak bisa menirunya jika diberikan peluang untuk melakukannya. Ketika menyaksikan anak-anak lain yang tidak takut maka secara berangsur-angsur membangun keberanian anak terhadap binatang yang tidak disenangi atau yang ditakutinya.
Anda harus memberikan sikap yang jelas di dalam kelas. Memperlihatkan suatu kepedulian dan sikap yang baik akan memiliki pengaruh yang besar terhadap anak-anak. Walaupun secara peribadi anda sendiri tidak begitu suka dengan perilaku hewan yang akan akan pertunjukan pada siswa didalam kelas. Gunakan hewan tertentu yang dapat dijadikan obyek, di mana siswa akan mudah menemukan menemukannya sendiri pada saat penjelajahan.

Binatang Peliharaan
Kelompok binatang memberikan anak-anak untuk menambah pengetahuan mereka dan mengerti terhadap binatang itu sendiri, mereka mampu untuk memelihara dan perduli terhadap hewan tersebut. Anda perlu menginformasikan pada anak-anak agar sayang dan bertanggung jawab terhadap binatang yang dipeliharanya.
Masing-masing binatang mempunyai kebutuhannya sendiri. Banyak buku yang menjelaskan tentang pemeliharaan binatang secara umum. Anda mungkin harus menemukan sedikit informasi tentang binatang yang lebih eksotis. Mengizinkan orang-orang yang membawa masuk binatang harus diberi petunjuk yang jelas bagaimana cara memelihara binatang. Anda perlu untuk menghubungi pemiliknya untuk bertanya. Tanyakan juga apakah mereka membawa satu atau lebih buku yang terkait untuk memberi anda suatu keterangan tentang binatang dan kepeduliannya. Pemilik toko penjual binatang dan keperluan pemeliharaannya adalah juga termasuk sumber yang berharga.
Binatang Liar
Beberapa binatang buas tidak baik untuk pelihara. Burung-burung yang selalu berpindah tempat masuk ke kategori ini, tetapi negara telah melakukan perlindungan terhadap binatang menyusui yang liar dan ilegal. Tanya agen perlindungan lokal untuk mengetahui status hukum yang ada pada negara mu dan nama-nama orang sekitar yang masih mau perduli terhadap hewan-hewan yang lemah dan hewan yang mudah disakiti. Pusat Rehabilitasi hewan sudah ada diseluruh dunia, dan bisa dibuat sebagai lokasi-lokasi darmawisata yang sanagt baik. Pekerjaan mereka untuk menyembuhkan luka binatang buas, tetapi mereka juga sering mengimformasdikan kepada orang lain supaya peduli terhadap binatang buas agar jangan disakiti.
Anak kelinci yang liar, tupai, dan tikus, semuanya sulit untuk dipelihara, dengan demikian hal tersebut lebih baik dibiarkan hidup sendiri. Beberapa makhluk yang liar, bagaimanapun dapat dipelihara. Salah satu contohnya adalah Laba-Laba dan serangga. Kebutuhan makanan laba-laba yang digunakan untuk hidup, kebanyakan berupa serangga. Makanan serangga bervariasi seperti binatang yang hidup pada daun tumbuhan dan buah-buahan. Untuk pemeliharaan setiap makhluk yang liar, anda harus mengetahui makanan dan habitat alaminya.
Metoda yang berwawasan lingkungan untuk membawa spesimen dengan cara yang aman sehingga tidak mengganggu lingkungan. Menempatkannya ke dalam ruangan pengamatan dengan akses ke air, membiarkan anak-anak untuk membuat pengamatan mereka sendiri, membiarkanya pada hari yang sama. Bimbinglah anak-anak dalam mengambil bagian untuk mengembalikan makhluk-makhluk yang liar kepada kebebasan, peristiwa tersebut merupakan sesuatu yang luar biasa dan memuaskan.

Mengoleksi Binatang Temuan
Koleksi binatang temuan adalah suatu kelompok atau unsur binatang terkait yang tidak hidup, penting untuk ditempatkan di dalam Pusat penemuan. Mayoritas materi ini harus tersedia untuk anak-anak pada Penemuan Bebas. Tempat tersebut sangat kecil atau mudah rapuh, seperti karang yang bagus atau timbangan ikan kecil, yang di "tampilkan, tapi tidak menyentuh" kontainer (seperti kertas surat dalam kotak dengan suatu tutup plastik yang jelas bersih atau kotak plastik dengan suatu penutup kaca pembesar).
Mengikuti daftar materi yang mungkin untuk pengoleksian hewan temuan. Tambahkan atau kurangi menurut persediaan yang anda punya. Dorong anak-anak, para anggota keluarga, dan siapapun untuk menambah koleksi.
M kuku binatang
M tulang-tulang
M kulit jengkerik
M kepompong
M karang
M serangga mati
M bulu
M fosil
M bulu binatang
M empedu
M tawon
M sarang
M tanduk
M serangga pemakan daun
M kulit
M kulit bulu atau kulit sisik
M rangka
M kulit keong
M kulit ular
M spons/bunga-karang
M bintang laut
M gigi (dari berbagai binatang)
M kulit/kerang kura-kura
Anda boleh mengirimkan surat kepada keluarga untuk mengumumkan unit Animals (lihat Family Connection, halaman 288, selah satu contoh). Tanya mereka untuk meminjamkan atau mendermakan kandang, pemberi tempat makan, akuarium, kontainer, dan yang lainnya boleh jadi sangat menolong. Juga meminta binatang, baik sebagai penghuni ruangan jangka panjang atau untuk satu pekan.

Penghuni Kebun Binatang
Penghuni kebun binatang akan tinggal di dalam kebun binatang dalam jangka waktu yang lama bagi sekelompok hewan. Anda dengan mudah mengamati hewan tersebut setelah jangka waktu tertentu. Bermacam karakteristik-karakteristik binatang bisa dijadikan contoh, anda mungkin mempunyai suatu tikus gerbil, ikan mas, dan beberapa jengkerik. Binatang yang berikut mudah untuk dipelihara sebagai penguni kebun binatang dalam waktu yang lama. Anada juga bisa melihat berbagai macam hewan-hewan kecil dan ada juga hewan yang tidak bisa bertahan lama dikebun binatang separti yang tercantum dibawah ini.
F Binatang menyusui kecil seperti Tupai hamster, tikus gerbil, babi guinea, kelinci.
F Serangga seperti Jengkerik, mealworms, isopoda, semut yang berada dalam satu kebun, kupu-kupu (tumbuh dari suatu buntil)
F Binatang melata seperti kura-kura, kadal, ular kebun
F Burung seperti Cockatiels, betet, sejenis kutilang
F Ikan, keong, berudu, laba-laba, cacing tanah, ketam.

Minggu Pertama di Kebun Binatang
Minggu Pertama di Kebun Binatang adalah suatu pengalaman yang intensive selama sepekan dengan suatu variasi yang banyak dari binatang yang memberi anak-anak peluang untuk saling berhubungan dengan berbagai macam makhluk tanpa mengikat anda untuk memelihara binatang sepanjang tahun. Perencanaan advance dengan keluarga dan yang lain yang mau berbagi binatang kesayangan dan keahlian mereka adalah sangat penting. Ini adalah waktu yang baik mengeluarkan, membubarkan kepada banyak peserta, tanggung jawab menyediakan pengalaman dengan binatang tentang kebutuhan anak-anak. Anda tidak akan harus menyediakan makanan dan kandang, karena keluarga dan para teman akan membawa segala sesuatu yang diperlukan oleh binatang. Kepedulian dan pembersihan akan minimal, karena tinggal sebentar. Sering kali pemilik itu akan tinggal dengan binatang dan membagi informasi dengan anak-anak.
Tingkah laku pada minggu pertama setelah binatang ditemukan bebas. Anda boleh melakukan aktivitas dari 1 sampai 5 dan Checkpoint selama minggu pertama di kebun binatang.
Mengikuti gagasan yang dapat membantu ketika Anda menyiapkan minggu pertama di kebun binatang:
Ø Berbagi rencana mu dengan teman dan para guru yang lain. Mereka mungkin punya kelas yang dapat mempertimbangkan mereka menjadi berkeinginan meminjamkan.
Ø Persiapkan dalam membuat jadwal pengunjung. Anda mungkin tidak menghendaki seekor kucing dan anjing untuk sampai di waktu yang sama. Namun mempunyai Anjing herder dan suatu Chihuahua mengikuti satu sama lain mempertimbangkan beberapa perbandingan yang menarik. Anda akan ingin mengakomodasi kebutuhan dari pemilik binatang kesayangan.
Ø Menyimpan daftar nama, nomor telepon, dan alamat dari sukarelawan mu. Anda boleh menjadwalkan kembali suatu kunjungan, minta pertanyaan, atau menulis catatan pernyataan terimakasih. Para anggota keluarga bisa berkeinginan mendatangkan suatu binatang kesayangan tahun depan, meskipun anak mereka sudah bisa berjalan.
Ø Minta satu sukarelawan tempat perlindungan binatang untuk membawa satu binatang dan mendiskusikan kebutuhan dari binatang.
Ø Hubungi suatu toko binatang kesayangan. Anda bisa menyusun suatu darmawisata untuk mengunjungi atau mempunyai seseorang yang membawa binatang pada kandang.

Beberapa isu yang sulit muncul ketika bekerja dengan binatang. Berpikir tentang ini sebelum waktu yang ditetapkan untuk membuat anda lebih mampu menangani situasi yang muncul pada mereka.
Ø Beberapa binatang, seperti Tikus dan kecoak, harus dibinasakan; dihancurkan karena mereka membawa penyakit. Keperluan ini dapat muncul kedua-duanya di rumah dan di sekolah, dan dilaksanakan mungkin sama seperti orang yang penyayang.
Ø Binatang yang menggigit. Anak-anak harus diajar untuk menghindari binatang mengejutkan dan untuk menangani mereka dengan lemah-lembut. Meskipun demikian, satu binatang boleh menggigit karena tidak ada alasan yang nyata.
Ø Beberapa binatang yang berbahaya, meskipun demikian kebanyakan dari kita tidak akan pernah berhubungan dengan mereka, terutama di dalam kandang. Makhluk ini bersifat potongan penting di dalam teka-teki gergaji ukir yang diperumit dari dunia kita yang alami. Anak-anak perlu mempunyai pengalaman belajar tentang binatang ini, dengan harapan bahwa ketakutan akan digantikan dengan pemahaman memimpin ke arah toleransi riil dan yang saling mempedulikan.
Ø Memakan daging binatang harus dibunuh terlebih dahulu baru di makan.
Ø Makhluk hidup yang mati. Anda perlu untuk memikirkan tanggapan mu tentang hal yang terjadi di dalam kelas Anda.


Penemuan Cuma-cuma
Di dalam unit Animals, Penjelajahan (pencarian hewan) sendiri adalah suatu peluang yang luar biasa bagi anak-anak untuk menjelajah keanekaragaman dunia binatang. Binatang dapat memberikan petunjuk bagi para siswa untuk menemukan sisa hewan yang masih hidup di dunia ini. Menempatkan binatang di dalam Pusat penemuan (discovery center) melatih anak-anak agar terbiasa dengan masing-masing binatang. Mempunyai pengalaman dengan koleksi hewan temuan akan mempersiapkan anak-anak untuk semakin banyak aktivitas dalam pengamatan dan penggolongan jenis-jenis hewan. Anda bisa masukkan dalam menambah inventaris Ilmu pengetahuan dan jurnal penemuan untuk mengevaluasi kemajuan anak-anak selama penjelajahan.

Dongeng
Suatu Kisah
Gunakan cerita ini sebagai aktivitas untuk meningkatkan minat anak-anak terhadap binatang.

Binatang Kesayangan Terbaik
Di suatu waktu ada dua orang saudara, Joni dan Jeni, yang tinggal bersama ibu mereka di suatu kota besar. Mereka tinggal di satu apartemen dengan suatu tanda didepan lift yang berbunyi DILARANG MEMBAWA BINATANG. Setiap hari mereka akan memperhatikan tanda itu ketika mereka menunggu dilift. Mereka sangat membenci tanda itu karena mereka mencintai binatang. Mereka mempunyai ratusan buku dan surat kabar tentang binatang-binatang. Mereka mempunyai gambar-gambar dari jerapah, monyet, pinguin, dan anak kucing di tembok kamar tidur mereka. Itu membuat ibu mereka sedih yang mengetahui bahwa anak-anaknya tidak bisa mempunyai binatang-binatang dari milik mereka sendiri.
Suatu hari sang ibu pulang dari bekerja dengan membawa berita yang menggembirakan. Ketika dia berdiri di depan tanda elevator dan membaca tanda itu dia hanya tersenyum. "Anak-anak, cepat kemari. Ibu mempunyai berita yang luar biasa! Kita pindah! Kita akan pindah dari kota ini, menyeberang sungai, dan melewati pegunungan, dan kalian bisa memelihara binatangl". Joni dan Jeni melompat-lompat. Mereka saling memeluk satu sama lain dan mereka memeluk ibu mereka dengan pelukan yang paling erat yang pernah mereka berikan.
Segera keluarga itu mengemasi barang-barang mereka ke dalam van dan menempuh perjalanan jauh. Di perjalanan yang panjang, anak-anak yang mencoba untuk memutuskan binatang kesayangan seperti apa yang akan mereka pilih. Itu adalah sangat sulit karena mereka mencintai semua binatang. Mereka tiba di rumah mereka yang baru di pegunungan dan itu yang luar biasa! Ada sebuah pekarangan yang sangat besar untuk binatang kesayangan, tetapi mereka tidak bisa memutuskan binatang apa yang akan mereka pelihara.
Suatu hari ibu dan anak-anak berjalan-jalan melalui hutan itu untuk memperhatikan semua pohon dan pabrik-pabrik dan binatang-binatang yang tinggal di sana. Itu tidak berlangsung lama sebelum akhirnya mereka tersesat didalam hutan. Semakin mereka mencoba untuk menemukan jalan keluar, maka mereka semakin tersesat lebih dalam ke dalam hutan. Joni dan Jeni mulai menangis. Ibu mereka mencoba untuk berani, tetapi dia takut juga. Lalu dari balik suatu pohon terdengar suatu raungan yang lembut. Ketiga orang yang hilang saling berpegangan satu sama lain ketika binatang tersebut semakin mendekat dengan perlahan. Singa gunung nampak menjadi sangat lembut. Segera keluarga yang tersesat tersebut tidak mempunyai rasa takut dan pelan-pelan mereka membelai bulu singa itu. Sang Ibu berkata, "Anak-anak, Ibu percaya kita baru saja mempunyai teman baru. Mari kita panggil dia Mali, Mali Si Singa Gunung." Anak-anak sangat menyukai nama itu, rasa takut mereka belum lenyap, sebab mereka tahui bahwa mereka masih tersesat!
Tiba-tiba, seekor burung hantu yang sangat besar terbang dari puncak pohon menuju ke bawah. Jeni yang memandang ke atas pohon, burung hantu mengawasi padanya dan pelan-pelan berkata, "Whooo." Lalu burung hantu mengepak-kepakkan sayapnya yang sangat besar dan terbang melingkari diatas kepala-kepala orang-orang yang tersesat tersebut. Ia dengan tenang terbang kembali keatas pohon dan lagi-lagi kembali berkata, " Whooo." Sang Ibu berkata kepada anak-anaknya, "Ibu pikir burung hantu –kita panggil dia Orlando- mungkin ingin menunjukkan kepada kita bagaimana caranya kembali rumah jika kita mengamati terbang." Mereka semua menyetujuinya hanya itu yang mungkin dan Orlando si burung hantu meluncur pergi, keluarga yang kecil itu mengikutinya. Ketika mereka semua berjuang untuk menjaga agar bisa terus melihat burung hantu, mereka kadang-kadang melompat atau menabrak pohon. Itu sangat sulit karena melihat ke langit sambil berusaha agar tidak terjatuh ke bawah.
Kemudian tahu-tahu ada anjing yang paling besar, yang paling hitam, dan paling keriting dari yang pernah mereka lihat berlari menuju mereka dan menjilati mereka. Si anjing kemudian mengibas-ngibaskan ekornya dan melompat-lompat disekeliling mereka. Itu adalah anjing yang indah! Ia terlihat seperti sedang tersenyum. Joni berkata kepada Ibunya, "Bagaimana kalau anjing ini kita panggil Charger? Aku selalu ingin seekor anjing bernama Charger!" Sang Ibu berpikir itu adalah suatu nama yang hebat untuk seekor anjing yang bagus seperti itu. Charger berjalan didepan mereka, menoleh ke belakang, dan kemudian menyalak. Keluarga itu hanya mengamati dia. Ia berlari menuju mereka, kemudian meninggalkan lagi, berhenti dan menyalak. Joni berkata, "Aku pikir Charger menginginkan kita untuk mengikuti dia!" Kemudian keluarga itu memegang kepada Charger dan mengikuti kemana Charger pergi.
Ketika mereka sampai di tepi hutan dan mereka melihat rumah yang luar biasa. Mereka sudah ditunggu oleh Mali, Singa Gunung dan Orlando, Burung Hantu. Anak-anak berbisik ke telinga ibu mereka dan berkata, "Gagasan yang indah! Teman-teman, anak-anakku ingin agar kalian menjadi bagian dari keluarga kami. Kami akan memberi kalian makanan dan air dan tempat untuk tidur. Kalian tetap mendapat kebebasan, tetapi kalian akan selalu mengetahui bahwa kami di sini untuk kalian dan bahwa kami mencintai kalian."
Semua orang sangat berbahagia, dan anak-anak telah membuat pilihan yang paling bijaksana semua.

AKTIVITAS 1
MENGGAMBAR SEEKOR BINATANG
Dunia itu diisi dengan suatu keaneka ragaman yang hidup. Secara harfiah ribuan binatang-binatang yang unik hidup didunia. Memang benar bahwa sepanjang hidup anak-anak mereka tidak akan melihat semua berbagai jenis binatang yang berbeda-beda, mereka dapat memahami bahwa banyak binatang yang unik yang hidup didunia mereka.
Bahan-bahan
Binatang-binatang Dalam Gambar
Kertas
Pensil
Apa Yang Akan Dilakukan
1. Memberikan waktu untuk masing-masing anak untuk membuat suatu gambar salah satu dari binatang-binatang dalam gambar.
2. Katakan kepada masing-masing anak: Ceritakan tentang gambarmu. Anak-anak perlu menguraikan secara detil pengamatan-pengamatan yang telah dibuat. Catat informasi dibawah garis dari gambar. Lalu tanya kepada anak itu untuk menggambar binatang lain dan memberi informasi kepada anda tanpa anda bertanya kepadanya. Rekam informasi yang didapat sebagaimana dinyatakan oleh mereka.
3. Dari waktu ke waktu sepanjang unit tentang binatang ini, mendorong anak-anak untuk mengulangi aktivitas ini.
4. Ketika anak-anak melengkapi aktivitas Checkpoint, menggambar satu binatang lagi (halaman 156), diingatkan untuk mengacu pada gambar yang awal.

Konsep Sains
Sajikan secara fisik binatang dan berbagai perilaku binatang
Proses Keahlian Sains
Untuk fokus observasi dengan naluri
Penilaian Aktivitas
Gambar dan hasil yang telah dijelaskan secara detail tentang gambar yang mengindikasikan bahwa anak telah mengadakan observasi dan keinginan tentang karakteristik fisik dari berbagai macam binatang.

AKTIVITAS 2
BAGAIMANA BINATANG ITU BERGERAK?
Cara binatang bergerak adalah mudah untuk diobservasi tetapi tidak mudah untuk merekamnya. Bagaimanapun, anak dapat mengobservasi dan membandingkan pergerakan berbagai macam binatang, dan kemudian diskusikan observasi tersebut dengan bermain tentang pergerakan binatang.
Bahan-bahan
Gambar binatang dan kotak tempat gambar
Apa Yang Akan Dilakukan
1. Bantu anak untuk fokus terhadap satu atau lebih observasi dalam kelas binatang tentang bagaimana binatang bergerak. Minta kepada siswa untuk bercerita tentang berbagai macam gerakan binatang.
2. Pastikan bahwa anak mendemonstrasikan perbedaan gerakan binatang-binatang.
3. Dengan anak-anak, diskusikan kenapa binatang bergerak dengan caranya masing-masing. Sebagai contoh, tanyakan : kenapa kura-kura tidak melompat-lompat seperti kelinci.
4. Anda bisa mempersilahkan kepada anak-anak untuk meletakkan gambar favorit mereka tentang gerakan binatang ke dalam Jurnal Penemuan.

Konsep Sains
Menyajikan fisik binatang dan berbagai macam perilaku
Proses Keahlian Sains
Memfokuskan pada observasi dengan menggunakan naluri binatang
Penilaian Aktivitas
Melihat kepandaian anak dalam mendemonstrasikan tentang kesadaran perbedaan berbagai macam jenis variasi gerakan binatang.

AKTIVITAS 3
MENGGOLONGKAN GAMBAR BINATANG
Variasi yang paling besar binatang tentang pengalaman anak-anak, semakin baik pengamatan-pengamatan yang ilmiah mereka dapat membuat. Beberapa cara untuk membuat keaneka ragaman ini di luar pengalaman langsung nyata untuk memiliki anak-anak melihat film-film atau video-video, mengunjungi kebun binatang, atau memperhatikan gambar-gambar atau foto-foto dari binatang-binatang. Di dalam aktivitas ini anak-anak itu akan menjelajah binatang-binatang melalui foto-foto.
Bahan-bahan
Surat kabar yang berisi foto-foto binatang-binatang
Gambar dan foto-foto dari binatang-binatang
Mengambil foto-foto dari surat kabar tentang binatang kesayangan
1 kotak (per anak atau kelompok)
gunting
lem atau pasta
kertas

Sebelum Aktivitas
Mulai dengan koleksi gambar binatangmu awalnya, dan memasukkan di dalamnya foto-foto dari binatang-binatang membawa ke dalam kelas dan tentang binatang kesayangan anak-anak. Putuskan apakah anak-anak kepada gambar-gambar yang dipotong di dalam kelas sebelum aktivitas atau apakah anda atau sukarelawan-sukarelawan keluarga akan menyediakan timbulan menggambarkan. Jika anak-anak sedang menggunting, membiarkan dalam beberapa hari untuk membuat koleksi-koleksi gambar.

Apa Yang Akan Dilakukan
1. Beri seorang anak atau kelompok anak-anak sebuah kotak yang diisi dengan gambar-gambar dari binatang-binatang.
2. Instruksikan anak-anak itu untuk menggolongkan gambar dengan penempatan mereka ke dalam menggolongkan mereka memilih diri mereka, seperti warna, bentuk, ukuran, kaki-kaki, perlindungan eksternal (rambut, ukuran, bulu-bulu), gerakan (cara berjalan, lintas tayang, lalat, berenang), tempat kediaman (tanah, pohon-pohon, air), liar atau jinak, yang dapat dimakan atau tidak, atau apa yang mereka makan.

3. Dorong anak-anak itu untuk mencoba yang berbeda menggolongkan ketika mereka mengulangi aktivitas ini. Terimalah mereka menggolongkan ketika mereka menawarkan penjelasan-penjelasan mereka dan memberi alasan. Milikilah mereka menghitung nomor pada setiap kelompok.
4. Milikilah masing-masing kelompok membuat satu gambar dibuat dari potongan binatang menggunakan hanya atributnya, seperti binatang-binatang mempunyai rambut.

Menilai Aktivitas
Suatu pengamatan atau dasar pemikiran yang layak untuk menggolongkan binatang-binatang itu adalah evaluasi cukup.
Konsep Sains
Menampilkan keaneka ragaman tingkah laku dan fisik binatang-binatang.
Proses Keahlian Sains
Untuk menggolongkan binatang dengan menggunakan pengamatan-pengamatan.

AKTIVITAS 4
TEMPAT YANG TEPAT UNTUK HIDUP
Menentukan apakah seekor binatang akan menjadi binatang kesayangan dimana kita tinggal memerlukan satu pemahaman kedua-duanya lingkungan kita dan binatang. Seorang anak boleh mencintai kuda-kuda, sebagai contoh, tetapi tidak bisa memelihara binatang jadi satu dalam satu apartemen. Babi guinea atau mealworms boleh jadi binatang kesayangan ideal di suatu apartemen yang kecil, karena mereka akan cocok dan akan membuat suara gaduh kecil. Di dalam aktivitas ini anda tanya kepada anak-anak untuk memperhatikan beberapa binatang-binatang dan memutuskan ya atau tidaknya binatang-binatang itu bisa hidup dengan berbagai lingkungan-lingkungan.
Bahan-bahan
Binatang-binatang dari koleksi kelas
Penemuan Menggambarkan (1 per anak)
Lembaran yang besar dari kertas koran
Lem
Krayon-krayon
Jurnal Penemuan

Sebelum Aktivitas
Persiapkan individu Daftar Penemuan untuk anak-anak itu dan tempelkan ke dalam Jurnal Penemuan mereka. Persiapkan suatu ringkasan yang besar Daftar Penemuan. Lihat contoh; kolom-kolom yang mungkin lain adalah suatu halaman belakang yang dikurung, suatu gudang, dan suatu akuarium.
Apa Yang Akan Dilakukan
1. Hambat satu binatang dan tanya anak-anak itu dengan menandai di Daftar Penemuan mereka, apakah bisa binatang sebagai suatu binatang kesayangan di dalam tempat kediaman mereka didalam kolom yang pertama. Anak-anak boleh menggunakan suatu Y atau T, atau beberapa sistim yang lain. Lalu tanya dengan pertanyaan yang sama untuk kolom-kolom tempat kediaman yang lain.
2. Beri anak-anak peluang itu untuk memperhatikan beberapa dari binatang-binatang kelas dan untuk merekam pendapat-pendapat mereka dengan bebas.
3. Bawa anak-anak kembali dalam kelompok, dan tanya mereka untuk berbagi hasil-hasil mereka. Tanya: Berapa banyak yang dilihat seekor babi guinea? Apa yang telah anda mencatat di baganmu? Apa adalah pertimbangan mu? Diskusikan setiap perselisihan paham. Rekam informasi tentang suatu besar Daftar Penemuan. Melanjutkan dengan binatang-binatang yang lain.
4. Himbau anak-anak itu untuk mengambil gambar-gambar di dalam Jurnal Penemuan mereka dari binatang, mereka berniat untuk mempunyai sebagai suatu binatang kesayangan di dalam rumah kepunyaan mereka.

Konsep Sains
Menampilkan keaneka ragaman binatang-binatang tingkah laku dan secara fisik.
Proses Keahlian Sains
Menggunakan pengamatan-pengamatan untuk menggolongkan objek ke dalam kelompok-kelompok.
Menilai Aktivitas
Aktivitas ini mulai teori penggolongan dengan konsep dari penggolongan tingkat tunggal. Penggolongan dibangun atas pengamatan, maka identifikasi alasan atau penelitian dasar karena masing-masing pengelompokan adalah penting. Lakukan anak-anak menggunakan ukuran-ukuran akurat untuk menggolongkan binatang-binatang? Cobalah tanyakan kepada anak-anak bagaimana mereka dapat menyediakan suatu rumah yang baik untuk binatang kesayangan mereka yang pilih